Skip to main content

Kejujuran Ilmu

Salah satu hal yang keren yang disampaikan Ustadz ketika mengisi kajian hari Jumat malam, ketika kami membaca Al Quran sebagai urutan acara kajian pada saat itu, dan sampailah kami membaca Al Quran pada Surat Al A'raf dari ayat ke 102 hingga ayat ke 120 (Satu muka halaman, tapi di tulisan ini saya sematkan hingga ayat ke 122).

Para ahli sihir Firaun bersujud dan mengakui kebesaran Allah, Tuhan Nabi Musa, setelah melihat mukjizat Nabi Musa yang melempar tongkatnya dan tongkat itu menjadi ular besar yang memakan ular-ular hasil sihir mereka.

Q.S. Surat Al-A'raf ayat 120-122

Para ahli sihir itu bersujud dan beriman kepada Allah bukan karena rasa takut karena ular Nabi Musa berhasil memakan ular-ular kecil hasil sihir mereka, bukan pula karena tahu akan kekalahan duel dari sihir-sihir yang mereka keluarkan untuk melawan Nabi Musa, tapi para ahli sihir itu bersujud dan beriman kepada Allah karena ilmu yang mereka miliki.

Ya, karena ilmu sihir yang mereka milikilah para ahli sihir itu bisa bersujud, bertaubat dan beriman kepada Allah. 

Karena dengan ilmu sihir yang mereka miliki, mereka bisa menyadari ular yang berubah dari tongkat Nabi Musa bukanlah sihir, melainkan nyata benar ianya adalah sebuah mukjizat karena tidak mungkin ada sihir yang bisa membuat hal yang serupa dengan apa yang Nabi Musa lakukan dengan tongkatnya.

Sedangkan Fir'aun yang tidak mengetahui ilmu sihir tidak mengerti akan apa yang terjadi dihadapannya dan yang ia lihat hanya para penyihirnya bersujud mengakui kekalahan dan justru mengikuti Allah tanpa mengerti alasan disebaliknya.

MasyaAllah bermula dari sebuah ilmu, Allah akan tetap perlihatkan kebenaran yang haqiqi meskipun ilmu yang dipelajari bukanlah ilmu syar'i asalkan si pembelajar benar mengkaji dengan jujur dengan hati dan pikiran yang terbuka akan kebenaran yang sesungguhnya.. Di situlah letak kejujuran dari sebuah kebenaran dari ilmu..






Comments

Popular posts from this blog

Analogi: Manuver Kumbang

Suatu hari aku melihat seekor kumbang aka wawung yang tengah terbang dengan manuver manuver yang agak menggangguku dan tiba tiba si kumbang turbulensi  dengan manuvernya jatuh ke lantai lalu terdiam dengan posisinya yang terbalik di lantai, si kumbang terus berusaha untuk dapat membalikan badannya kembali dan beberapa saatpun berlalu dan si kumbang terdiam, aku kira si kumbang sudah mati, ya karena kumbang juga mempunyai cara untuk mengelabui musuhnya yaitu dengan cara pura pura mati dan aku berniat untuk menyingkirkan si kumbang dari lantai, karena takut bila si kumbang akan terinjak oleh orang lain.. namun, aku tidak langsung menyingkirkan kumbang dari tempatnya.. dan aku mau mengamatinya dulu, hehe.. :D

Analogi: Batu Zamrud

Ide ini muncul begitu saja ketika Aku sedang belajar IPS Geografi tentang batuan. nah di bumi ini ada tiga macam batuan yaitu batuan beku batuan sedimen dan batuan metamorf. ketika batuan ini terbentuk melalui berbagai macam proses.

Kapten

Nak, Kamu bukanlah seorang nakhoda, melainkan seorang kapten. Nakhoda hanya tau bagaimana mengendalikan arah kapal, sedangkan Kapten ia harus tau navigasi, cuaca, kondisi kapal dan kondisi awak kapal untuk mencapai tujuan dengan selamat.