Skip to main content

Otomatis


Enak ya bila semua yang kita lakukan itu serba otomatis, tanpa kita pikirkan dan perintah, akan langsung bertindak dengan sendirinya, misalnya saja ketika bersin otomatis mengucapkan hamdalah, ketika hendak makan otomatis cuci tangan, ketika sudah mendekati waktu sholat tubuh otomatis bergerak hendak mengambil air wudhu lalu beranjak ke masjid.. Enak ya, apalagi kalau kita otomatis dalam berbuat kebaikan..

Kegiatan yang serba otomatis itu biasa disebut dengan "kebiasaan", kebiasaan lah yang akan membuat tubuh berasa melakukan tindakan tindakan dengan otomatis atau dengan kata lain, tanpa banyak memikirkan dan merencanakannya terlebih dahulu. Yang saya ketahui hingga sekarang ini bahwa kebiasaan atau keotomatisan itu bisa kita sendiri yang atur, bisa kita sendiri yang bentuk, bisa kita sendiri yang buat.

Keotomatisan itu bisa jadi berawal dari luar diri kita yaitu tuntutan keadaan hingga memaksa kita untuk bisa terbiasa dengan keadaan, misal jam masuk sekolah jam 7 pagi maka kita terpaksa bangun pagi jam 5 misalnya, karena perlu mempersiapkan diri mulai dari mandi hingga sarapan belum lagi waktu diperjalanan. Dengan keadaan itu lama kelamaan jadi terbiasa bangun pagi, terbiasa untuk sarapan, terbiasa untuk mandi pagi dan lain sebagainya..

Lalu keotomatisan itu bisa juga berawal dari dalam diri kita yaitu bermula dari menemukan alasan, menemukan sebab akibat, atau buah dari pemikiran kita sendiri, misal jam masuk sekolah jam 7 pagi maka diri kita dengan berfikir menemukan alasan untuk dapat bangun pagi jam 5 misalnya agar tidak terlambat sampai di sekolah, karena perlu mempersiapkan ini itu. Dengan pemikiran itu lama kelamaan bisa terbiasa untuk bagun pagi, terbiasa untuk sarapan, terbiasa untuk mandi pagi dan lain sebagainya..

Meskipun jawabannya akan sama bila kedua sebab keotomatisan tersebut ditanya dengan kalimat "Kenapa bangun pagi?" yaitu karena masuk sekolah jam 7 pagi. Namun akan sedikit berbeda pada pemaknaan dalam diri, bisa dikatakan keotomatisan yang berasal dari luar itu karena faktor keterpaksaan dan keotomatisan yang berasal dari dalam itu karena faktor kesadaran.

Dapat kita sadari maupun tidak kita sadari bahwa ada juga keotomatisan yang telah berlaku pada diri kita saat ini. Baik itu keotomatisan yang baik ataupun keotomatisan yang kurang baik.

Jadi mulai sekarang, yuk bentuk keotomatisan yang baik baik :)

Comments

Popular posts from this blog

Analogi: Manuver Kumbang

Suatu hari aku melihat seekor kumbang aka wawung yang tengah terbang dengan manuver manuver yang agak menggangguku dan tiba tiba si kumbang turbulensi  dengan manuvernya jatuh ke lantai lalu terdiam dengan posisinya yang terbalik di lantai, si kumbang terus berusaha untuk dapat membalikan badannya kembali dan beberapa saatpun berlalu dan si kumbang terdiam, aku kira si kumbang sudah mati, ya karena kumbang juga mempunyai cara untuk mengelabui musuhnya yaitu dengan cara pura pura mati dan aku berniat untuk menyingkirkan si kumbang dari lantai, karena takut bila si kumbang akan terinjak oleh orang lain.. namun, aku tidak langsung menyingkirkan kumbang dari tempatnya.. dan aku mau mengamatinya dulu, hehe.. :D

Analogi: Batu Zamrud

Ide ini muncul begitu saja ketika Aku sedang belajar IPS Geografi tentang batuan. nah di bumi ini ada tiga macam batuan yaitu batuan beku batuan sedimen dan batuan metamorf. ketika batuan ini terbentuk melalui berbagai macam proses.

Kapten

Nak, Kamu bukanlah seorang nakhoda, melainkan seorang kapten. Nakhoda hanya tau bagaimana mengendalikan arah kapal, sedangkan Kapten ia harus tau navigasi, cuaca, kondisi kapal dan kondisi awak kapal untuk mencapai tujuan dengan selamat.