Skip to main content

Sekolah, Kawah Candradimuka ku

Hidup hanya sekali, dan masa sekolah di SMA juga dilalui hanya sekali dalam hidup,  banyak hal yang baru yang dipelajari saat masa SMA, entah itu pelajaran formal dan informal. Para guru yang senantiasa mentransfer ilmu pada siswa siswinya, meskipun tak semua peserta didiknya mampu memahami seratus persen ilmu yang ditransferkan,
meski begitu teman sesama siswa yang mengerti tak tinggal diam, mereka juga ikut mentransferkan dan memforward ilmu yang mereka pahami ke teman seperjuangan yang belum dapat memecahkan coding atau memahami transfer ilmu dari sumber aslinya (guru-red) dengan bahasa yang lebih bersahabat dan sederhana.

sumber ilmu yang dipelajari di sekolah tak melulu berasal dari sumber ilmu utama (buku-red) dan penerjemah coding ilmu tersebut (guru-red). tetapi juga bisa didapat dari teman seperjuangan, yang bersama berjuang menimba ilmu, yang bersama berjuang meraih cita cita. memang bukan ilmu resmi formal, ilmu yang tak resmi ini informal juga penting sebagai penuntun dalam hidup dalam urusan bergaul dan bertingkah laku. kita saling belajar dan mengajarkannya untuk menghargai, menghormati, memahami, meski kadang ada gesekan dan percikan tak terelakkan yang bersumber oleh perbedaan, namun muara dari itu tentulah kembali pada proses pembelajaran yang berharga, gesekan yang menyebabkan goresan dan guratan itu, akan menghasilkan maha karya bernama pengalaman. pengalaman tadi lah yang akan menjadi pelumas kehidupan kedepan guna memperkecil gaya gesek dan mempermulus perjalanan meraih cita cita.


Sekolah ibarat kawah candaradimuka, sebuah kawah tempat para dewa merebus Gatotkaca hingga mempunyai kekuatan, bertulang besi, berotot kawat, dan kebal terhadap segala senjata. Dan hasil dari didikan dan tempaan tugas tugas di kawah candradimuka (sekolah) itu akan terlihat jelas bila di bandingkan sebelum dan sesudah kita terjun ke dalamnya. Dalam proses pembentukannya terekam oleh memori yang bernama kenangan, moment moment yang mungkin hanya sekali dialami sepanjang hidup. namun sekarang kita telah lepas landas dan mentas menetas bereformasi menjadi lebih baik dan siap untuk berlari berjuang mengejar mendaki menuju kesuksesan. meskipun arah dan cara kita berbeda, namun tujuan kita bersama jelaslah sama yaitu kesuksesan.

terimakasih atas tempaan kalian, para guru, teman temanku, sahabat sahabatku, yang memberikanku pengalaman, pelajaran yang berharga dalam hidup yang hanya sekali ini.. Sekali lagi terimakasih.. :)

Comments

Popular posts from this blog

Analogi: Manuver Kumbang

Suatu hari aku melihat seekor kumbang aka wawung yang tengah terbang dengan manuver manuver yang agak menggangguku dan tiba tiba si kumbang turbulensi  dengan manuvernya jatuh ke lantai lalu terdiam dengan posisinya yang terbalik di lantai, si kumbang terus berusaha untuk dapat membalikan badannya kembali dan beberapa saatpun berlalu dan si kumbang terdiam, aku kira si kumbang sudah mati, ya karena kumbang juga mempunyai cara untuk mengelabui musuhnya yaitu dengan cara pura pura mati dan aku berniat untuk menyingkirkan si kumbang dari lantai, karena takut bila si kumbang akan terinjak oleh orang lain.. namun, aku tidak langsung menyingkirkan kumbang dari tempatnya.. dan aku mau mengamatinya dulu, hehe.. :D

Analogi: Batu Zamrud

Ide ini muncul begitu saja ketika Aku sedang belajar IPS Geografi tentang batuan. nah di bumi ini ada tiga macam batuan yaitu batuan beku batuan sedimen dan batuan metamorf. ketika batuan ini terbentuk melalui berbagai macam proses.

Kapten

Nak, Kamu bukanlah seorang nakhoda, melainkan seorang kapten. Nakhoda hanya tau bagaimana mengendalikan arah kapal, sedangkan Kapten ia harus tau navigasi, cuaca, kondisi kapal dan kondisi awak kapal untuk mencapai tujuan dengan selamat.